. . .

Turki sering jadi buah bibir belakangan ini.

Sebelum ini, platform perdagangan bitcoin Thodex di Turki menutup akses sistem mereka dari para konsumen. Miliaran dolar dana nasabah disinyalir masih tertahan di Thodex. Sementara itu, CEO Thodex sudah keluar dari negara tersebut.

Turki juga memperkenalkan aturan baru yang melarang pembayaran menggunakan bitcoin dan aset kripto lainnya. Serupa halnya dengan di Indonesia, Turki melarang perusahaan finansial memproses transaksi dengan aset kripto. Aturan ini diperkirakan menjadi salah satu kontributor jatuhnya harga bitcoin sepekan lalu.

Nah, rupanya, pelarangan penggunaan bitcoin sebagai alat tukar di Turki justru mempromosikan bitcoin itu sendiri.

Terbukti, jumlah pencarian terhadap frase bitcoin melonjak tajam, beberapa hari setelah aturan tersebut diterapkan. Bahkan, jumlah pencarian ini melampaui rekor yang terjadi di bulan Februari lalu.

Pelarangan aset kripto di Turki sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dalam negeri. Pun juga dalam rangka memperkuat mata uang lokal, Lira, yang nilainya sedang tertekan.

Di sisi lain, pelarangan ini jadi salah satu bukti pemerintahan otoriter presiden sekarang Recep Tayyip Erdoğan. Pencarian (dan mungkin penggunaan) bitcoin dan aset kripto lainnya bisa jadi simbol pembangkangan atas otoritarianisme pemerintah Turki oleh masyarakat.

One thought on “Makin Dilarang Makin Menjadi: Kisah Bitcoin di Turki”

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.