. . .

Kali ini saya tidak akan menyampaikan materi apapun tentang bitcoin atau cyber security (meski untuk bagian ini sudah ada beberapa topik yang masuk). Saya mau menuliskan pengalaman saya sebagai peneliti Bitcoin. Bagi saya, pengalaman ini unik sebab belum pernah saya temukan selain di saat saya menjadi pencari ilmu kanuragan Bitcoin.

Pertama-tama, seperti halnya kebanyakan proyek open source (kode sumber terbuka) lainnya, Bitcoin tidak memiliki dokumentasi yang baik. Memang ada developer reference yang tersedia, namun itu pun tidak membahas secara terperinci pengetahuan yang mestinya dimiliki oleh para pengembang atau siapapun yang ingin belajar secara lebih mendalam tentang Bitcoin. Buku-buku yang beredar kebanyakan hanya membahas pengetahuan secara umum saja secara melebar, namun untuk mendalami lebih lanjut, hampir mustahil dilakukan hanya dari membaca saja. Bahkan saya jadi berpikir bahwa buku kedua saya itu adalah satu dari sedikit buku bertopik Bitcoin yang membahas teknis scripting Bitcoin secara terperinci langkah demi langkah, yang bahkan di dalam developer reference ataupun BIP (Bitcoin Improvement Proposal) pun tidak tersedia. Buku saya yang satu itu (yang sudah saya tarik dari pasaran online) tidak hanya menyajikan studi kasus, melainkan juga proof of concept (pembuktian konsep atau praktik) atas studi-studi kasus yang diajukan. Bahkan salah satu studi kasus tersebut, ACCT (atomic cross chain trading), ilmunya berasal dari kolaborasi antara saya (waktu masih studi master) dengan Ian Knowles dari CIYAM. Dengar-dengar, ACCT ini masih dipakai sampai sekarang untuk sistem cross trading BTC-LTC miliknya.

Kedua, saya mulai merasakan berkurangnya dukungan komunitas terhadap para newbie. Terbukti dari pertanyaan saya di Bitcointalk yang saya ajukan tadi siang, hingga sore ini (kurang lebih 4 jam berlalu) tidak mendapatkan tanggapan sama sekali. Saya kalang-kabut mencari materi untuk paper yang sedang saya tulis, bahkan saya mesti menghubungi Ian (yang sudah setahun lebih tidak berkabar). Ian sendiri memutuskan untuk berhenti aktif dari bitcointalk karena banyaknya troll di forum itu. Saya pun mesti bergabung dalam slack miliknya supaya bisa mulai berkomunikasi. Trolling di komunitas Bitcoin ini seperti mengkonfirmasi pernyataan Roger Ver yang sudah muak dengan kelakuan para aktivis Bitcoin yang tidak sehat dan tidak saling mendukung. Terbukti, mereka menyerang Bitcoin Unlimited atas isu bug node Bitcoin Unlimited beberapa waktu yang lalu.

Ketiga, sistem Bitcoin tidak mentoleransi kesalahan. Well, ini sebenarnya kekesalan pribadi saya saja. Bayangkan, hari ini saya “membuang” bitcoin senilai lebih kurang Rp300 ribu, hanya gara-gara kurang sebuah angka nol! Baiklah itu kesalahan saya, sebab saya nekat menggunakan mainnet (jaringan utama) untuk bereksperimen (biasanya orang menggunakan testnet untuk percobaan, atau fitur regtest yang ada di Bitcoin Core, yang terakhir saya baru tahu dari Ian). Masalahnya, sebelum ini saya berulang kali memakai testnet tapi gagal. Ternyata testnet node-nya tidak seupdate mainnet, sehingga fitur yang saya ujicobakan selalu gagal di situ.

Keempat, ongkos transaksi Bitcoin saat ini memang benar-benar bikin emosi. Saya sudah mencoba menggunakan setting ongkos transaksi standar yakni 10.000 satoshi, tapi sudah 24 jam berlalu, transaksi tersebut tidak juga terkonfirmasi ke dalam blockchain. Jadilah saya terpaksa mengeluarkan 100 ribu satoshi setiap kali membuat transaksi. Padahal dalam sekali ujicoba, saya mesti membuat setidaknya 3 transaksi atas 1 skenario. Kalau dilihat-lihat lagi, dalam sebuah blok kini bisa menampung 2000-an transaksi bitcoin, para penambang bisa meraup 2 hingga 4 BTC dalam bentuk ongkos transaksi! Bayangkan jika 2 BTC saja diperoleh dari 2000 transaksi, maka setiap transaksi mesti membayar bitcoin setara Rp30 ribu (padahal jasa teknologi finansial saja cuma sekitar Rp5 ribuan).

Namun demikian, ini adalah risiko yang mesti saya hadapi. Tantangan memang besar, tapi jika bukan saya, siapa lagi?

10 thoughts on “Memahami Kerasnya Lingkungan Bitcoin”

    1. Mas Anto,
      beberapa materi di buku ke-2 akan masuk ke dalam buku ke-3 saya yang mungkin akan terbit pada September 2017 di toko-toko buku. Untuk kepentingan tersebut, buku ke-2 saat ini tidak beredar.

      Terima kasih atas minatnya terhadap buku ke-2 saya. Semoga buku ketiga lebih bisa memenuhi ekspektasi para pembaca.

  1. Mas saya mau bertanya, bitcoin itu kan dapat diberikan secara gratis oleh siapapun yang dapat memecahkan suatu persoalan matematika memecahkan puzzle… Pertanyaan saya contoh memecahkan soal matematika itu seperti apa ya? Saya masih kurang memahami pengaplikasiannya pada komputer. Terima kasih

    1. Dear Yasri,

      Ini ada video bagus dari Ken Shirriff, menambang secara manual.
      https://www.youtube.com/watch?v=y3dqhixzGVo

      Tentu saja hashrate nya amat sangat rendah jadi peluang untuk “menang” hampir tidak ada. Pemecahan soal matematikanya adalah menemukan nilai SHA256 yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh difficulty.

        1. SHA256 termasuk prosedur dasar yang sudah cukup lama dipakai dalam dunia kriptografi. Tentunya masih banyak metode yang lebih kompleks lagi dalam kriptografi 🙂

          1. Mas saya mau nanya lagi, bitcoin kan hampir mustahil untuk ditambang menggunakan cpu, dan beralih ke asic. Kebanyakan sekarang penambang menggunakan pool.. Lalu apakah bisa terjadi penguasaan pada pool tsb kedepan?

          2. saya kurang paham maksud “penguasaan pada pool” yang dimaksud.
            satu mining pool bisa saja menjadi dominan dalam jaringan Bitcoin, seperti yang terjadi di tahun-tahun awal munculnya Bitcoin. namun dominasi ini sangat ditentang oleh komunitas karena bisa membahayakan sistem Bitcoin. untuk kondisi saat ini, kekuatan komputasi cukup merata.

  2. Cukup menarik untuk dipahami, saya sendiri baru memahami seperti apa kondisi bitcoin… terimakasih atas wawasan yang diberikan, selain itu saya juga mencoba mengikuti berita di http://www.icotrue.net

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.