Kalau melihat judulnya sih, artikel ini tak membahas soal-soal remeh tentang Axie Infinity (AI). Apa itu Axie Infinity, di mana bisa membeli Axie, cara bermain Axie Infinity, atau kenapa harga seekor Axie bisa sampai jutaan rupiah. Artikel ini juga tak membahas bagaimana bisa mendapat profit dari bermain AI. Pertanyaan-pertanyaan ini, dengan sedikit googling saja, pasti terjawab!
Sebagai seorang teknologis, saya lebih penasaran bagaimana Axie menerapkan teknologi blockchain ke dalam game. Topik ini tak banyak artikel yang membahasnya.
Awalnya, saya kira Axie masih menggunakan Ethereum. Ternyata tidak. Mereka sudah bedol desa dari Ethereum. Ya wajar saja, karena ongkos gas di Ethereum memang gak kira-kira. Sementara para pemain AI kan mestinya memang bukan semua dari kalangan perlente yang mungkin malah tak punya waktu luang. Sky Mavis lalu putar otak dan melahirkan satu platform blockchain khusus untuk AI.
Ronin Chain namanya.
Ronin Chain: Sidechain Ethereum?
Terus terang, baru kali ini saya mendengar nama Ronin Chain. Barangkali memang karena Ronin Chain ini dikembangkan untuk keperluan khusus, jadi memang peluncurannya tidak pakai gembar-gembor marketing.
Kalau dilihat dari karakteristiknya, Ronin Chain ini menggunakan teknologi yang serupa dengan Ethereum. Tetapi tentu saja tidak memakai proses mining, melainkan signing oleh beberapa validator. Siapa-siapa yang menjadi validatornya, tidak banyak disinggung oleh Sky Mavis. Hanya disebutkan, para validator adalah mitra terpilih dari industri gaming. Detailnya tak tersedia.
Padahal validator ini jadi komponen penting dalam sebuah blockchain. Misalnya, memastikan bahwa game berjalan dengan adil tanpa memihak sisi manapun, baik pengembang maupun pemain. Atau, memastikan bahwa game ini dapat diakses oleh siapapun tanpa diskriminasi atau sensor.
Tiadanya biaya transaksi dalam Ronin Chain, sebagaimana disebut oleh Trung sang CEO Sky Mavis, tentunya para validator (entah siapapun mereka) mendapat dukungan finansial dari Sky Mavis. Jika begini, bagaimana mereka bisa jadi “wasit” yang adil?
Ronin Chain juga disebut sebagai sidechain dari Ethereum. Tetapi saya tidak melihat tanda-tanda konektivitas erat antara Ronin Chain dengan Ethereum. Bila ditilik dari makna sidechain, sidechain seharusnya memang meningkatkan kapabilitas dari chain utama, tetapi tetap terikat erat dengan chain utama, misalnya dalam hal token economy ataupun model keamanannya. Ronin Chain sama sekali tak terlihat sebagai sidechain dari Ethereum, melainkan blockchain yang sama sekali terpisah dari Ethereum.
Satu-satunya hal yang menghubungkan Ronin Chain dengan Ethereum adalah Bridge. Bridge ini memungkinkan pemindahan aset para pemain, yakni berupa ETH, AXS (governance token dari AI), maupun SLP (Smooth Love Potion), dari Ronin Chain ke Ethereum atau sebaliknya, dari Ethereum ke Ronin Chain.
Sebagai seorang yang punya pengalaman membangun bridge antarblockchain, saya tidak melihat ini sebagai pertanda konektivitas erat Ronin Chain dan Ethereum. Bridge, misalnya, bisa dibangun antara Polkadot dengan Ethereum, namun bukan berarti Polkadot akan menjadi sidechain dari Ethereum dan sebaliknya.
Barangkali Sky Mavis latah menyebut Ronin Chain sebagai sidechain dari Ethereum karena Ronin Chain menyalin kode milik Ethereum, supaya komponen-komponennya serupa, misalnya smart contract dan lain-lain. Mirip-mirip model menyalinnya Binance Smart Chain yang sudah saya bahas dalam artikel lain.
Tipe Interaksi dalam Ronin Chain
Nah, karena Ronin Chain ini bebas biaya transaksi, maka mestinya akan banyak transaksi berkelebat dalam sistem ini. Awalnya, saya mengira akan bisa melihat aktivitas gaming dari semua pemain AI di dalam blockchain explorer Ronin Chain. Tebakan saya salah.
Seperti yang terlihat pada screenshot di atas, transaksi-transaksi yang muncul dalam Ronin Chain hanyalah seputar pemindahan aset dari satu alamat ke alamat lain. Ada juga transaksi ke Ronin Gateway Contract, yang akan memindahkan aset dari Ronin Chain ke Ethereum.
Kontrak-kontrak yang paling ramai di antaranya:
Sayangnya saya belum menemukan kode sumber dari kontrak-kontrak menarik seperti Smooth Love Potion (SLP) Contract, Axie Contract, dan Marketplace Contract, karena dari situ kita akan bisa memahami lebih dalam mekanisme game.
Dari Game ke Blockchain
Dalam blockchain Ronin Chain tidak terlihat informasi permainan, misalnya kartu apa saja yang muncul dan langkah-langkah permainan yang terjadi. Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa data game disimpan secara offchain, yang barangkali tersinkronisasi dengan server secara online layaknya game-game lainnya.
Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana caranya menentukan seorang pemain mendapatkan SLP?
Awalnya saya menduga ada mekanisme deposit dan claim.
Akan tetapi, sayangnya saya belum tahu bagaimana proses claim ini diverifikasi. Contoh transaksi di atas menunjukkan panggilan kepada fungsi checkpoint() yang akan menciptakan 1.918 token SLP baru dan dikirim ke pemilik.
Pertanyaan menariknya, bisakah sembarang orang mengklaim SLP?
Sayangnya pertanyaan itu belum terjawab di artikel ini dan perlu investigasi lebih lanjut. Yang jelas, AI sedang menikmati masa jayanya dengan volume penjualan NFT-nya yang luar biasa, serta pencetus model game baru yakni Pay to Earn (P2E) yang kemungkinan besar akan jadi tren dalam waktu dekat yang diikuti munculnya game-game lain.
One thought on “Axie Infinity: Dari Ethereum Ke Ronin Chain”