Dalam artikel opininya di Bloomberg, John Authers mengatakan bahwa saat ini Bitcoin lebih disukai sebagai alat anti inflasi ketimbang emas.
Authers, jurnalis finansial asal Inggris, tidak menampik bahwa Bitcoin memiliki karakteristik bubble. Ia tak punya nilai intrinsik. Ia juga tak didukung oleh pemerintah berdaulat manapun. Tambahan lagi, harga bitcoin ditentukan oleh tingkat kepercayaan para pembelinya.
Authers menambahkan, sama seperti mania-mania di masa lalu, semua bubble akan pecah. Namun uniknya, pada Bitcoin, saat bubble pecah yang mengakibatkan harga turun, bitcoin justru mampu memulihkan harga. Berkali-kali.
Emas dan Inflasi
Secara historis, emas memiliki keterkaitan erat dengan inflasi. Di masa-masa inflasi, orang akan berbondong-bondong berbelanja emas sebagai alat lindung nilai. Ini karena inflasi akan memakan daya beli uang fiat yang jumlahnya berlebihan. Namun, saat inflasi turun, maka keinginan akan emas akan turun juga. Tren ini telah terjadi selama puluhan tahun.
Bitcoin dan Disrupsi Emas
Tren yang sama pula diharapkan terjadi saat pandemi. Jor-joran cetak dolar yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat melalui skema penerbitan Treasury Bond. Cetak uang ini dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi. Maka, berdasarkan pola-pola yang lalu, emas pun diharapkan naik harganya. Beriringan dengan naiknya inflasi.
Tapi anehnya, itu tak terjadi. Harga emas justru turun.
Authers pun melengkapi artikelnya dengan pendapat Dhaval Joshi dari BCA Research Inc. Joshi mengatakan bahwa kenaikan emas setiap terjadi inflasi di masa lalu adalah karena persepsi masyarakat yang kuat bahwa emas adalah alat lindung nilai dari inflasi.
Joshi menambahkan lagi, kehadiran Bitcoin jadi alternatif masyarakat sebagai alat lindung nilai.
Ketersediaan bitcoin dan kemudahan pembelian bitcoin menyebabkan aliran dana yang seharusnya mengalir ke emas, justru masuk ke platform bitcoin. Tidak semua, tapi data menunjukkan nilai yang cukup besar dan signifikan. Inilah yang mempengaruhi pola baru bitcoin sebagai pesaing emas. Banyak institusi besar juga mulai memindahkan sebagian aset likuid mereka ke bitcoin. MicroStrategy misalnya.
Maka tak heran bila bitcoin dianggap sebagai emas baru. Emas digital!