Hancurnya harga bitcoin sepanjang tahun 2018 (sering dikenal dengan istilah crypto winter) membuat banyak miner bitcoin gulung tikar atau menghentikan operasinya sementara waktu. Naiknya harga bitcoin pada awal 2019 ini memantik para miner menjalankan kembali fasilitas penambangan emas virtual milik mereka.
Aktivitas mining yang meningkat signifikan ini dapat terpantau melalui kenaikan hashrate jaringan bitcoin yang signifikan. Reli harga bitcoin yang menyentuh level US$5800 juga membuat hashrate naik hingga 58 juta TH/s (meskipun kini terpantau menurun kembali ke level 48 juta TH/s) menurut blockchain.com.
Pada 2018, hashrate bitcoin mencapai puncak tertingginya pada angka 61 juta TH/s, namun melorot drastis hingga 37,8 juta TH/s menyusul rontoknya harga bitcoin di pasaran. Kenaikan hashrate jaringan bitcoin ini menyebabkan kenaikan jumlah transaksi yang terkonfirmasi dalam beberapa hari terakhir. Meskipun tentu saja menurut sistem adaptasi hashrate bitcoin, penyesuaian difficulty akan membuat jumlah konfirmasi transaksi akan berkurang signifikan dalam 2 minggu.
Problematika yang dialami Tether dengan tuduhan penggelapan uang sebanyak US$850juta awalnya diperkirakan akan mempengaruhi harga pasar bitcoin. Faktanya tidak demikian, karena nilai pasar bitcoin justru telah melampaui US$100miliar, yang turut pula mengerek harga sejumlah altcoin lainnya.