Pendiri EOS sekaligus CTO block.one Dan Larimer begitu percaya diri, bahwa EOS akan tetap mengungguli Ethereum, bahkan jika Ethereum telah mengimplementasikan teknologi sharding.
Meski Ethereum ditingkatkan kapasitasnya hingga seribu kalipun, Ethereum hanya mampu menyediakan seperempat kapasitas sistem eosio (EOS).
Sharding akan muncul pada Ethereum versi kedua, yang masih membutuhkan waktu yang lama. Begitu sharding selesai diluncurkan, eosio pasti akan jauh lebih baik lagi ketimbang sekarang.
Dan Larimer
Saat ini Ethereum memang hanya dapat menangani sampai dengan 15 transaksi perdetik. Hal ini disebabkan oleh berbagai batasan yang ada, di antaranya tiap server yang harus memproses seluruh transaksi yang sama, yang sebenarnya sudah dihitung atau diproses oleh server yang berbeda.
Teknologi sharding akan menyederhanakan proses ini, di mana jaringan Ethereum akan dibagi ke dalam “shard”, yang mungkin terdiri atas beberapa node atau server. Sebuah instruksi atau transaksi hanya akan diproses oleh sebuah shard, sehingga efisiensi akan makin tinggi.
EOS dan Tron mengancam Ethereum
Dari sisi pengembangan dApp (decentralized application) pun kondisi Ethereum tampak mengkhawatirkan. Sebuah laporan terbaru menyatakan bahwa sepanjang kuartal pertama 2019, dari 50 aplikasi dApp yang dibangun dengan menggunakan smart contract, hanya tiga yang diluncurkan di Ethereum, sementara 26 di antaranya di EOS dan sisanya (21) di Tron.
Sementara itu dari sisi harga, meski EOS masih ada di posisi keenam (dibandingkan dengan Ethereum yang ada di posisi kedua), pemegang koin EOS telah menikmati kenaikan harga hingga dua kali lipat sepanjang tahun 2019 ini.
Jadi, mana yang lebih baik, EOS atau Ethereum?