Marc Newlin dan Balint Seeber melakukan percobaan hacking ke dalam komputer mereka melalui wireless mouse. Ternyata, usaha mereka dapat dilakukan dalam jarak 180 meter jauhnya dari komputer target. Keduanya bekerja untuk Bastille, sebuah perusahaan rintisan keamanan cyber yang menemukan celah tersebut, yang berpotensi membahayakan jutaan jaringan dan miliaran komputer dari serangan jahat.
Wireless mouse dari berbagai perusahaan menggunakan sinyal yang tidak terenkripsi untuk berkomunikasi dengan komputer. Oleh sebab tiadanya enkripsi atas lalu lintas mouse wireless ini, maka memungkinkan hacker mengirim sinyal kepada dongle (penerima sinyal) seakan-akan berasal dari mouse atau keyboard yang valid, sehingga hacker dapat memasukkan perintah ke dalam komputer, seakan-akan si hacker berada di depan komputer.
Si hacker dapat menggunakan antena, chip wireless, dan beberapa baris kode untuk menipu chip wireless yang terkoneksi dengan komputer target agar dapat diterima sebagai keyboard meskipun dongle tersebut diperuntukkan bagi mouse. Dengan demikian, maka hacker dapat mengambil alih komputer tersebut dalam hitungan detik.
Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi pengamanan cyber dalam spektrum radio dan ruang udara, sebab dapat menjadi target mudah serangan hacker. Setelah celah ini dipublikasikan, beberapa perusahaan telah menawarkan update firmware untuk memperbaiki isu keamanan tersebut. Sementara peralatan bluetooth tidak terdampak atas celah keamanan yang sama.
Sumber: Wireless mouse vulnerability leaves billions of computers at risk, cyber security firm says
Sumber gambar: hp.com