. . .

AS Rencanakan Serangan Cyber Besar-Besaran Terhadap Iran, Klaim “Zero Days”

Pemenang Piala Oscar Alex Gibney berharap bahwa film dokumenter terbarunya yang berjudul “Zero Days” yang mengekspos program rahasia perang cyber Amerika Serikat dapat membangkitkan perdebatan tentang persaingan persenjataan IT dunia.

Zero Days

Zero Days yang diputar perdana pada festival film Berlin mengutip sumber intelijen yang mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Israel mengembangkan rencana yang jauh lebih besar dalam hal operasi cyber melawan Iran ketimbang yang diperkirakan selama ini. Fasilitas nuklir Iran sempat terganggu pada tahun 2010 oleh serangan virus yang disebut Stuxnet, yang ditengarai dikembangkan oleh AS dan israel, meskipun kedua negara tidak pernah mengakuinya. Stuxnet dipercaya menjadi virus pertama yang bertujuan tidak hanya mencuri informasi atau mengambil alih kendali komputer, tetapi juga merusak perangkat keras.

Film garapan Gibney menyebut sebuah operasi yang disebut dengan nama “Nitro Zeus” yang dikerjakan oleh CIA dan NSA, yang bertindak terlalu jauh dengan mengincar infrastruktur sipil dan militer Iran apabila nantinya usaha diplomatik mengalami jalan buntu terkait dengan program nuklir negara tersebut, yang berpeluang melahirkan konflik militer. Rencana ini memanfaatkan malware dalam melakukan serangan dalam hal Israel nantinya meluncurkan serangan militer terhadap Iran, yang akan turut membawa serta AS ke dalam perang tersebut, demikian menurut sumber Gibney. Peluncuran serangan cyber dalam skala besar ini akan membutuhkan otorisasi dari presiden AS.

Kerahasiaan yang Masif

Gibney merupakan sutradara yang terkenal melalui film “Taxi to the Dark Side” yang memenangkan Academy Award di tahun 2007, juga memproduksi film “We Steal Secrets: The Story of WikiLeaks” di tahun 2013, dan “Going Clear: Scientology and the Prison of Belief” pada tahun 2015 lalu.

Zero Days melibatkan dokumen-dokumen dari WikiLeaks dan juga wawancara dengan Edward Snowden, mantan kontraktor NSA. Michael Hayden, mantan direktur CIA dan NSA, juga ambil bagian dalam interviu untuk film tersebut, mengeluhkan tentang tiadanya transparansi dan diskusi publik tentang peperangan cyber.Film ini diharapkan menjadi pemicu diskusi atas perang cyber yang memanfaatkan “worm” dan “malware”, seperti halnya debat saat perang dunia kedua atas penggunaan bom atom. Gibney mengutarakan kekecewaannya pada pemerintahan Obama dengan begitu masifnya kerahasiaan sehingga merusak demokrasi negara tersebut.

 

Sumber: US Planned Major Cyberattack on Iran, Berlin Fest Doc Claims

Sumber gambar: theverge.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.