Bank Sentral Bangladesh membentuk tim khusus untuk menginvestigasi pembobolan uang sebesar 101 juta dolar AS dari salah satu akun luar negerinya. Ini adalah salah satu kasus perampokan bank terbesar di negara tersebut. The Bangladesh Bank (BB) menunjuk Rakesh Astana, CEO World Informatix, perusahaan cybersecurity dari Amerika Serikat, untuk memimpin investigasi kasus ini.
Assaduzzaman, general manager bank tersebut mengatakan bahwa mereka menginvestigasi sistem digital bank tersebut untuk menemukan bagaimana cara hacker mengeksploitasi kelemahan sistem mereka, mengidentifikasi para hacker tersebut dan berusaha mengembalikan uang yang dicuri. Ia juga mengatakan bahwa bank sentral akan meningkatkan keamanan digital untuk melindungi sistem di masa depan.
Kolusi
Mantan gubernur BB, Mohammed Farashuddin, mengatakan bahwa perampokan sebesar ini tidak akan berhasil tanpa adanya kolusi antara hacker dengan pegawai internal bank tersebut. Hal ini dikatakannya berdasarkan indikasi bahwa kamera CCTV telah dimatikan di dalam kantor yang menangani mata uang asing di saat yang sama ketika otorisasi pembayaran dilakukan. Sehari sebelumnya, direktur eksekutif bank sentral tersebut mengkonfirmasi bahwa lebih dari 100 juta dolar AS telah dicuri dari sebuah akun dari Federal Reserve Bank di New York melalui transfer uang internasional tanpa otorisasi sah. Hacker tersebut berusaha mencuri uang sebesar 1 miliar dolar AS, namun usaha transfer sebesar 870 juta dolar AS berhasil digagalkan. Federal Reserve menghubungi petinggi BB untuk mengkonfirmasi transfer dana yang sangat besar tersebut, yang memang tidak dilakukan secara sah.
Juru bicara Federal Reserve di New York mengatakan bahwa tidak ada bukti yang dapat memastikan bahwa sistem milik Federal System berhasil dibobol, dan instruksi pembayaran ini diautentikasi oleh sistem SWIFT sesuai dengan protokol standar.
Pembobolan Melalui Sistem SWIFT
Hacker membobol bank tersebut pada tanggal 4 Februari dengan sejumlah 81 juta dolar AS dikirim ke 4 cabang bank RCBC di Filipina, sementara 20 juta sisanya dikirim ke sebuah rekening bank di Sri Lanka. Sebuah kesalahan pengetikan atas order transfer ke Sri Lanka menimbulkan kecurigaan pegawai bank sentral ketika mendapat permintaan verifikasi atas informasi spesifik. Hal ini membuat pegawai BB berhasil mengeblok usaha pencurian 870 juta dolar AS melalui 35 permintaan transfer lain.
Permintaan transfer tersebut dibuat dengan menggunakan kode SWIFT dan informasi penting lainnya, sehingga bank sentral dan Fed Reserve tidak mencurigai pemalsuan informasi tersebut. Sementara kesalahan pengetikan yang dilakukan oleh hacker menimbulkan kecurigaan.
Sumber: Bangladesh’s Central Bank to Shore Up Cybersecurity After $101 Million Heist
Sumber gambar: voanews.com
3 thoughts on “Hacker Bobol Bank Sentral Bangladesh, 101 Juta Dolar Raib”