. . .

Hasil studi terbaru yang dirilis oleh Mandiant M-Trends menegaskan pandangan umum yang menyatakan bahwa wilayah Asia Pasifik memiliki pertahanan keamanan cyber terburuk di dunia, bahkan lebih buruk daripada yang dibayangkan sebelumnya. Organisasi yang ada di wilayah ini tidak merespon aktivitas hacking tepat waktu. Bahkan diperlukan waktu lebih dari 500 hari untuk menemukan celah keamanan, dibandingkan dengan rata-rata waktu 146 hari secara global.

Cyber security yang buruk ini mudah tercermin pada rendahnya lowongan pekerjaan di bidang ini yang dibuka oleh perusahaan-perusahaan berbasis di Asia Pasifik. Hanya ada beberapa negara saja yang membuka lebar pintu industri bagi para pegiat kemanan siber untuk berkarya. Rendahnya kesadaran di bidang keamanan ini didukung dengan ketiadaan landasan hukum yang memadai. Dengan demikian, kawasan Asia Pasifik menjadi target empuk para hacker, salah satunya grup APT30 yang diduga berasal dari China.

Problem ini salah satunya tercermin dari kejadian hacking bank Bangladesh yang berawal dari tidak adanya pengetahuan dasar-dasar keamanan. Tim Erlin dari Tripwire mengatakan bahwa tingkat kebutuhan cyber security di kawasan Asia Pasifik sangat rendah sebab regulasi tidak mempersyaratkan cyber security yang ketat, sehingga konsumen di kawasan ini tidak memiliki keinginan untuk menghabiskan anggaran mereka untuk sesuatu yang tidak mereka anggap penting.

Sumber gambar: engineeroncall-africa.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.