Bitcoin tidak hanya sekedar menjadi sensasi dan pionir dalam dunia cryptocurrency. Teknologi blockchain yang menjadi tulang punggung teknologi ini telah menjadi inspirasi bagi pengembangan teknologi lainnya. Power Ledger, perusahaan pengembang perangkat lunak asal Perth, Australia, mengembangkan sistem perdagangan energi berbasis blockchain.
Sistem yang dikembangkan oleh Power Ledger ini akan memungkinkan orang-orang dan perusahaan yang memiliki pembangkit listrik tenaga surya untuk menjual kelebihan energi yang mereka hasilkan langsung ke pengguna akhir. Saat ini mereka dipaksa untuk menjual listrik kepada jaringan listrik nasional dengan harga yang sangat murah, sementara mereka harus membeli kembali listrik yang mereka hasilkan dengan selisih harga yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki sistem penyimpan energi listrik, sehingga energi yang dihasilkan tersebut akan langsung disalurkan ke dalam jaringan listrik nasional yang sudah ada.
Nah, sistem Power Ledger akan memungkinkan pemilik pembangkit listrik menjual energi mereka kepada siapapun yang mereka inginkan. Cara kerja sistem ini mirip dengan Bitcoin, di mana perdagangan peer-to-peer akan dicatat ke dalam sistem yang disediakan. Sistem akan melacak berapa produksi listrik dan berapa harga jualnya, sehingga sang pemilik energi tidak akan mengalami kerugian dan dapat dengan leluasa menjual energinya.
Meskipun terlihat menjanjikan, sistem ini masih dalam tahap ujicoba. Ujicoba ini dilakukan di Perth, Australia Barat dan menyusul wilayah Victoria dengan bekerjasama dengan organisasi pasar energi nasional negara tersebut.