Tidak dipungkiri bahwa China memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi juara dalam industri elektronik. Selain unggul dalam hal biaya infrastruktur dan biaya produksi, China juga memiliki suplai “rare earth” terbanyak di dunia, sebuah elemen penting dalam pembuatan komponen elektronik. China tidak sekedar menjadi produsen, namun juga konsumen besar bagi produk-produk elektronik. Hal yang demikian berlaku juga di dalam sistem Bitcoin.
Business Insider telah merilis 18 mining pool bitcoin terbesar di dunia berdasarkan kapasitas kekuatan komputasinya. Berikut adalah 5 mining pool teratas.
- DiscusFish/F2Pool – 22.06%
- AntPool – 16.82%
- BW Pool – 15.33%
- BTCC – 14.34%
- BitFury – 8.61%
Di antara 18 mining pool terbesar, 4 mining pool teratas merupakan mining pool asal China. DiscusFish (F2Pool), AntPool, BWPool, dan BTCC (dahulu bernama BTCChina), berasal dari China. Keempatnya memiliki total kekuatan sebesar 68%. Seiring dengan keinginan penambang asal China untuk memberikan dukungannya pada Bitcoin Classic, maka mereka membutuhkan setidaknya 75% dari total kekuatan komputasi di dalam sistem Bitcoin. Dengan kerjasama antarseluruh mining pool China, mereka hanya membutuhkan tambahan 7% kekuatan komputasi yang bisa didapatkan dari 1 atau 2 mining pool lain. Hal ini menunjukkan kecenderungan dominasi China terhadap kebijakan-kebijakan terkait Bitcoin, sebab Bitcoin menganut prinsip suara mayoritas, di mana pemilik suara adalah mereka yang melakukan aktivitas penambangan.
Menarik disimak apakah dominasi penambang China mampu mengendalikan kebijakan Bitcoin, termasuk penggantian Bitcoin Core menjadi Bitcoin Classic yang akan menambah ukuran blok dari 1MB menjadi 2MB.
Sumber gambar: siliconangle.com