Chainanalysis, perusahaan berbasis di New York, telah menandatangani kerjasama dengan European Cybercrime Centre (EC3) Europol untuk memerangi aktivitas kejahatan digital. Kerjasama ini bersamaan dengan investasi yang digelontorkan investor kepada perusahaan tersebut.
Detektif blockchain
Chainanalysis didirikan pada tahun 2014 oleh Jonathan Lein, Jan Moller, dan Michael Gronager dengan tujuan untuk melakukan analisis konektivitas antara transaksi dengan identitas digital. Pada sebuah rilis pers, perusahaan ini bertujuan untuk membantu melacak data tersebut di dalam blockchain. Perangkat lunak yang dikembangkan oleh perusahaan akan melacak pola-pola yang mencurigakan secara real time dan menyediakan informasi tersebut kepada penegak hukum. Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani bersama dengan Europol akan membuka kerjasama dengan unit investigasi Europol.
Europol mengatakan bahwa cybercrime berkembang dengan pesat, termasuk juga kejahatan yang menggunakan cryptocurrency. Penegak hukum percaya bahwa teknologi ini memiliki potensi untuk dikembangkan pada berbagai industri dan aplikasi, tetapi juga memiliki potensi digunakan dalam aktivitas kejahatan. Pada tahun 2015, serangan crypto locker banyak terjadi dengan para hacker meminta tebusan dalam bentuk Bitcoin.
Ragu-ragu
Meskipun menjanjikan fitur menarik, publik masih bertanya-tanya bagaimana cara kerja aplikasi yang dibuat oleh Chainanalysis. Seorang pembaca dengan nama samaran PragueBob tidak menemukan penjelasan apapun dalam situs milik Chainanalysis sehingga mempertanyakan transparansi perusahaan ini maupun teknologi yang mereka klaim dapat membantu penegak hukum untuk memerangi cybercrime.
Sumber: Chainalysis Raises $1.6M, starts Partnership With Europol
Sumber gambar: insidebitcoins.com