United Nations Research Institute for Social Development (UNRISD) atau PBB yang membidangi riset pengembangan sosial telah mempublikasikan laporan tentang bagaimana teknologi blockchain dan cryptocurrency dapat membawa peningkatan keuangan, asuransi, dan sistem sosial dalam negara-negara di dunia ketiga. Laporan tersebut ditulis oleh Brett Scott, konsultan dan peneliti keuangan independen, dengan judul “How Can Cryptocurrency and Blockchain Technology Play a Role in Building Social and Solidarity Finance?“.
Blockchain dan pengentasan kemiskinan
Laporan tersebut memberi gambaran tentang potensi sistem pembayaran berbasis blockchain, namun di dalamnya juga terdapat kritik kepada para penyebar cryptocurrency tentang masa depan teknologi ini di negara-negara berkembang. Scott menyayangkan bahwa teknologi ini sepertinya hanya akan diadopsi oleh mereka yang berpunya, sementara itu sangat sedikit berkontribusi pada mereka yang berkekurangan, dan dengan demikian tidak ada bedanya dengan sistem keuangan yang sekarang ini. Menurutnya, solusi blockchain akan gagal diterapkan di negara-negara berkembang apabila permasalahan-permasalahan yang hinggap pada sistem perbankan tidak diperbaiki terlebih dahulu.
Perbedaan lingkungan
Di dalam laporan ini juga disebutkan bahwa terdapat perbedaan tujuan adopsi Bitcoin di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan negara-negara miskin seperti Zimbabwe. Di AS, mereka berusaha menentang kartel perbankan dengan menggunakan Bitcoin, namun di Zimbabwe, mereka masih berjibaku dengan kebutuhan akan sistem perbankan yang mumpuni, di mana hal itu hanya akan tercapai melalui pertarungan politik.
Laporan ini menyimpulkan bahwa implementasi blockchain di negara-negara berkembang juga harus memperhatikan dampak kultural dan politik.
Sumber: United Nations Research Institute Releases Paper on Cryptocurrencies in Developing Nations
Sumber gambar: techzim.co.zw