. . .

Dengan menggunakan jaringan sosial profesional LinkedIn, seorang pejabat Deloitte Cillian Leonowicz menyatakan bahwa Deloitte telah bermigrasi ke VeChain.

Dalam pernyataannya, disebutkan bahwa mereka berhasil mengeksekusi setidaknya 20 transaksi perdetik dengan menggunakan VeChain. Jumlah transaksi sebesar ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan Bitcoin yang hanya mampu mendukung 7 transaksi perdetik saja.

VeChain sendiri merupakan sebuah platform blockchain yang menggunakan sistem konsensus Proof-of-Authority (PoA), berbeda bila dibandingkan dengan Bitcoin yang menggunakan Proof-of-Work (PoW). Sistem PoA memungkinkan VeChain untuk memfasilitasi jumlah transaksi yang jauh lebih banyak ketimbang bitcoin.

Langkah Deloitte ini serupa dengan yang dilakukan firma akunting Big Four lainnya yakni PricewaterhouseCooper/PwC. Tidak hanya PwC dan Deloitte saja yang mengeksplorasi VeChain, ternyata pabrikan mobil asal Jerman BMW turut pula memilih VeChain sebagai platform blockchain mereka, alih-alih Ethereum yang paling awal menawarkan teknologi smart contract.

Rupanya banyak perusahaan memilih VeChain setelah menimbang-nimbang berbagai pilihan platform blockchain, di antaranya Bitcoin, Ethereum, EOS, dan Tron. VeChain sendiri mengklaim bahwa sistem mereka telah siap digunakan untuk kebutuhan enterprise.

Meskipun hal ini berita yang menggembirakan bagi para investor VeChain, jumlah transaksi dalam blockchain VeChain sendiri masih jauh di bawah platform milik Tron maupun EOS.

Meskipun harga sekeping VET (VeChainThor, koin dalam VeChain) jauh lebih murah ketimbang Bitcoin (di jual dengan harga 0,6 sen dolar AS per keping), namun teknologi yang ditawarkan VET ternyata mampu menarik minat perusahaan-perusahaan raksasa. Nilai VET pun disinyalir dapat terkerek seiring dengan kerjasama-kerjasama dengan pihak lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.