Jika Anda pernah mengirim uang ke bank lain di luar negeri, pasti terbayang betapa rumitnya proses yang harus dijalani sebelum dana tersebut masuk ke rekening tujuan. Kerumitan proses tersebut bahkan berbanding lurus dengan lamanya waktu hingga dana selesai ditransfer. Perbedaan mata uang, perbedaan sistem, dan perbedaan regulasi setiap negara membuat birokrasi yang sungguh sulit dan memakan biaya tidak sedikit. Inilah salah satu titik lemah uang fiat yang masih ada hingga saat ini.
Sebagai mata uang virtual yang sepenuhnya berjalan di infrastruktur Internet, Bitcoin tidak memiliki batasan-batasan yang dialami oleh uang fiat seperti yang dijelaskan di atas. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, tidak heran jika perbankan melirik Bitcoin sebagai medium perantara transaksi remitansi antarnegara. Shinhan Bank, salah satu bank besar di Korea Selatan, sedang menyiapkan jasa remitansi dengan menggunakan Bitcoin. Jasa remitansi ini digunakan untuk menjembatani arus uang antara Korea Selatan dan China. Mata uang lokal tetap akan dipakai sebagai hulu dan hilir sistem ini, sementara Bitcoin digunakan sebagai perantara transaksi. Mata uang asal (hulu) akan dikonversi ke dalam Bitcoin, sementara Bitcoin tersebut akan dikonversi kembali ke mata uang tujuan. Baik pengirim dan penerima akan bertransaksi dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing pihak tanpa harus bersentuhan dengan Bitcoin.
Shinhan Bank tidak akan sendirian. Teknologi terkait Bitcoin akan disuplai oleh perusahaan rintisan Streami yang memang sedang memperluas pasar remitansi mereka di Asia.
Menarik ditunggu saat jasa remitansi jenis ini diluncurkan apakah mampu menjawab kebutuhan pengguna dalam transaksi internasional.
Sumber gambar: criptonoticias.com