
Kegiatan spionase dilakukan dengan banyak alasan. Keamanan negara maupun kepentingan sekelompok golongan menjadi dorongan bagi aktivitas memata-matai orang lain. Seiring perkembangan zaman, agen-agen pemerintah tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional dalam spionase, melainkan dengan menggunakan teknologi canggih.
Ponsel pintar merupakan salah satu target terpanas untuk dieksploitasi. Dunia modern mengharuskan konektivitas yang terus-menerus bagi siapapun yang tidak ingin ketinggalan informasi. Hal yang demikian menempatkan ponsel pintar ke dalam posisi penting. Tidak hanya sebagai alat komunikasi primer seperti teks dan suara, namun ponsel pintar juga mendukung berbagai konektivitas seperti surel dan pesan instan, termasuk penyimpanan berkas elektronik. Inilah yang menyebabkan berbagai spyware dikembangkan.
Ahmed Mansoor
Ahmed Mansoor merupakan seorang pengacara pembela HAM yang berasal dari Uni Emirat Arab (UEA). Ia termasuk satu dari 5 anggota UAE Five, kelompok aktivis yang dianggap melawan pemerintah UEA menyusul pemberontakan Arab Spring yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Ia dianggap berbahaya oleh pemerintah UEA karena menginginkan parlemen yang dipilih rakyat.
Mansoor mengaku mendapatkan sms mencurigakan pada 10 Agustus 2016 lalu. Untung saja ia segera mengirimkan sms tersebut kepada citizenlab. Kecurigaannya terbukti setelah Citizenlab merilis hasil analisisnya. Sms tersebut merupakan pintu gerbang bagi Pegasus untuk masuk ke dalam ponsel iPhone 6 milik Mansoor. Jika seseorang mengklik tautan yang ada di dalam sms tersebut, maka sebuah situs akan terbuka dan segera bekerja dengan mengunduh aplikasi spyware.
Pegasus
Pegasus merupakan salah satu spyware terbaru dan tercanggih yang pernah ditemukan. Spyware ini diduga diciptakan oleh NSO Group, perusahaan yang berbasis di Herzliya, Israel. Pegasus menjadi berbahaya sebab ia mampu menginjeksikan diri ke dalam kernel ponsel setelah melakukan jailbreak jarak jauh atas perangkat iPhone hanya dengan sekali klik saja. Dengan demikian, agen mata-mata dapat menangkap informasi apapun yang bersliweran di dalam ponsel, termasuk juga mengaktifkan kamera dan microphone tanpa diketahui sang pemilik ponsel pintar.
Spyware tersebut mengeksploitasi 3 celah keamanan dalam iPhone yang termasuk zero day exploit yang disebut dengan Trident exploit chain. Apple pun segera bertindak dengan menutup celah yang ditemukan tersebut, namun sayangnya tidak ada cara untuk mendeteksi ponsel pintar yang telah terinfeksi spyware tersebut.
Sumber gambar: mobilegeeks.de