. . .

Bitcoin mencapai harga tertinggi dalam sejarahnya dengan mencatatkan harga US$ 1.251 atau sekitar Rp 16,7 juta. Sementara satu ounce emas (setara 31 gram) di pasaran kini bernilai “hanya” US$ 1.233. Selama 3 bulan terakhir ini, bitcoin telah mengalami peningkatan harga sebesar 25%, dibandingkan emas yang hanya naik 7%.

Bitcoin memang dikenal memiliki karakteristik seperti emas, yakni memiliki suplai terbatas dan dengan demikian tidak mengenal inflasi. Karakteristik inilah yang membuat orang menyamakan bitcoin dengan logam mulia. Bahkan lebih futuristik lagi, bitcoin memanfaatkan Internet dalam eksistensi dirinya. Memang, bitcoin belum banyak digunakan sebagai alat tukar sebagaimana tujuan awal pembuatannya, namun bitcoin sebagai alat investasi menjadi salah satu pilihan terpanas banyak pihak.

Bitcoin sebagai alat investasi inilah yang membuat Winklevoss bersaudara mengajukan proposal kepada SEC di Amerika Serikat untuk membuat portofolio ETF (exchange traded fund) yang didukung bitcoin. Setelah mengalami penundaan, kini patut ditunggu apakah SEC akan mengabulkan atau menolak proposal ini, yang diperkirakan akan diputuskan pada 11 Maret mendatang. Inilah salah satu hal yang menjadi alasan harga bitcoin terus menanjak. Di pasar lokal Bitcoin Indonesia, harga bitcoin naik hampir 4 persen hanya dalam waktu 1 hari.

Selain proposal ETF, hal lain yang menyebabkan harga bitcoin terkerek adalah peningkatan penggunaan bitcoin di negeri tirai bambu China. Di sana, orang-orang menggunakan bitcoin untuk “melarikan” dana mereka ke luar negeri, di saat negeri tersebut menerapkan pengetatan regulasi mata uang Yuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.