. . .

Peristiwa bobolnya smart contract DAO yang menyebabkan tercurinya 3 juta ETH oleh orang yang tidak berhak sepatutnya menjadi pelajaran. Banyak pihak meyakini bahwa ini adalah akhir dari DAO (Decentralized Autonomous Organization). Hilangnya dana sebesar 50 juta dolar milik para investor tentunya akan memukul telak sistem DAO dan Ethereum. Namun demikian, patut disadari bahwa DAO dan Ethereum merupakan eksperimen atas pola pemerintahan terdesentralisasi.

Kegagalan DAO dan lebih spesifik lagi smart contract diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga khususnya bagi kalangan perbankan. Telah diketahui bahwa perbankan sangat tertarik dengan teknologi blockchain dan potensi pemanfaatannya untuk peningkatan efisiensi dan kecepatan transaksi, namun tentunya perlu berhati-hati agar kejadian ini tidak terulang lagi di masa depan dalam sistem yang akan dibangun. Smart contract yang dibuat untuk komputer juga mengingatkan bahwa sisi manusia diperlukan untuk membuat kontrak normal. Hal ini dikarenakan bahwa terdapat potensi celah dalam smart contract, seperti yang benar-benar terjadi. Apabila sang hacker menggunakan celah dalam smart contract, bisa jadi ia memang secara legal mengambil dana yang ada di dalamnya.

 

Sumber: What the Attack on DAO Means for Banks

Sumber gambar: btcmanager.com

 

One thought on “Kegagalan DAO dan Dampaknya Pada Perbankan”

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.