Nigel Green, CEO perusahaan konsultan finansial internasional deVere Group, telah menyampaikan prediksinya terkait harga Bitcoin di masa depan.
Menurutnya, harga Bitcoin akan menikmati pertumbuhan hingga 5000% dalam sepuluh tahun ke depan. Green menyatakan bahwa tingkat adopsi Bitcoin yang masif yang menjadi penyebab harga Bitcoin bisa naik setinggi yang ia katakan. Menurutnya lagi, Bitcoin merupakan fenomena global yang tidak dapat disangkal telah memberi pengaruh besar terhadap perkembangan teknologi dan bisnis.
Pada tanggal 3 Maret 2019 mendatang, Bitcoin akan berusia tepat sepuluh tahun. Bagi Green, kenaikan harga yang signifikan ini tidak dibarengi dengan dominasi mata uang kripto pertama ini di dalam industri cryptocurrency.
Disebutnya, dalam jangka waktu sepuluh tahun ke depan akan ada lebih banyak lagi mata uang kripto yang tercipta di dunia, yang tidak dapat dipungkiri akan menggerus pangsa pasar Bitcoin akibat persaingan yang semakin ketat.
Bitcoin dan Revolusi Industri Finansial
Industri finansial memang sedang bergairah. Masifnya perkembangan teknologi dan penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel pintar membuat masyarakat mulai beralih dari transaksi berbasis uang fisik menjadi transaksi elektronik.
Era cashless sudah di depan mata; orang-orang sudah amat jarang membawa uang kertas dalam berbelanja (meskipun tidak dapat dipungkiri, akan ada sebagian anggota masyarakat, terutama mereka yang telah berusia lanjut, yang kesulitan mengikuti perubahan tren ini).
Teknologi blockchain memungkinkan pertukaran informasi dilakukan dengan kecepatan yang tinggi tanpa mengenal batasan wilayah negara melalui jaringan Internet. Sistem ledger terdistribusi ini juga menarik minat banyak pihak, termasuk bank sentral, untuk memperbarui teknologi yang mereka miliki sekarang dan mengadopsi blockchain dalam sistem mereka.
Riksbank Swedia misalnya, terang-terangan mengumumkan bahwa mereka sedang dalam usaha mengembangkan e-krona, sebagai versi blockchain dari mata uang nasional mereka, Krona. E-krona ini memiliki potensi untuk menjadi mata uang nasional berbasis blockchain pertama di dunia, dan mungkin bukan yang terakhir. Negara-negara seperti Lebanon dan Selandia Baru juga telah mulai mengeksplorasi kemungkinan “upgrade” mata uang nasional mereka masing-masing.
Bitcoin vs CBDC
Menarik disimak bagaimana di masa depan Bitcoin akan menghadapi persaingan melawan CBDC (central bank digital currency, yakni mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral seperti halnya e-krona oleh Riksbank). Kedua mata uang ini barangkali akan memiliki basis teknologi yang amat serupa, namun sisi governance dan pengelolaan sistem akan menjadi pembeda kedua produk ini.
Ketika Bitcoin dan berbagai jenis mata uang kripto lainnya tidak teregulasi (salah satunya karena keterbatasan jangkauan hukum konvensional terhadap produk-produk ini karena kompleksitas teknologi yang diterapkan), maka CDBC dapat memenangi segmen pasar yang tidak kecil. Bisa jadi, CBDC akan menjadi standar baru di masa mendatang. Namun perlu juga diingat bahwa Bitcoin memiliki potensi yang tidak kecil, sebagaimana telah dipaparkan oleh CEO deVere Group, Nigel Green.