Bank Rakyat Tiongkok (People’s Bank of China atau PBOC) sedang mempelajari peluang diterbitkannya mata uang virtual milik mereka sendiri dan ditargetkan untuk segera diluncurkan dalam waktu dekat. demikian menurut laporan Bloomberg. PBOC sebagai bank sentral di Tiongkok percaya bahwa mata uang virtual yang dijamin pemerintah akan mengurangi arus uang keluar dari negeri itu, termasuk juga menghambat kegiatan ilegal seperti pencucian uang dan penghindaran pajak. Dengan demikian, maka ekonomi Tiongkok akan menjadi lebih transparan sehingga meningkatkan efisiensi transaksi secara global.
Berubah pandangan
Pembuatan mata uang virtual milik Tiongkok ini didiskusikan dalam sebuah pertemuan di Beijing yang dihadiri oleh para pakar digital fintech dan pejabat tinggi termasuk di antaranya Gubernur PBOC Zhou Xiaochuan dan Deputi Gubernur Fan Yifei.
Sejumlah pakar dari Citigroup dan Deloitte yang tergabung dalam sebuah grup sedang melakukan penelitian tentang mata uang virtual sejak 2014 dan memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Tim yang sama sedang merumuskan kebijakan strategis untuk mata uang virtual yang diterbitkan oleh bank sentral, dan mengembangkan teknologi utama beserta aplikasinya untuk diluncurkan.
Hao Hong, salah satu pejabat di Bank of Communications, mengatakan bahwa Tiongkok telah mengubah persepsinya terhadap mata uang virtual, demikian dilaporkan oleh South China Morning Post. Pada tahun 2013, pemerintah mengeluarkan pernyataan negatif tentang Bitcoin dan membatasi penggunaannya hanya untuk digunakan oleh bank dan penyedia layanan pembayaran, namun sepertinya saat ini telah terjadi perubahan pandangan oleh pemerintah.
Pengawasan arus uang keluar
Atas tekanan arus uang keluar, pemerintah berpendapat bahwa mata uang virtual akan mempermudah pemantauan. Sampai dengan bulan November lalu, dana sebanyak 843 miliar dolar telah keluar dari Tiongkok dan menyebabkan kenaikan bunga bank dan pelambatan ekonomi. Transaksi luar negeri dalam bentuk mata uang virtual akan terekam dalam blockchain dan dengan demikian tidak dapat diubah oleh pihak-pihak yang terlibat. Bagaimanapun juga, apabila mata uang virtual “ChinaCoin” diperkenalkan oleh pemerintah, orang-orang kaya di Tiongkok barangkali akan memilih cara lain untuk mengeluarkan dana mereka dari dalam negeri, misalnya dalam bentuk Zcash yang tidak terlacak.
Menurut sebuah artikel dari South China Morning Post, mata uang virtual sangat populer di antara warga Tiongkok, sebab saat ini pembayaran digital sedang booming untuk membayar barang dan jasa yang mereka konsumsi, sehingga penerbitan mata uang virtual bisa menggenjot potensi yang ada.
Menantang Dolar
Penerbitan mata uang virtual juga dapat digunakan sebagai alat untuk menantang mata uang dolar AS di dunia. Saat ini, perang mata uang oleh Tiongkok dianggap memiliki hasil yang kurang signifikan, sementara mata uang virtual dapat menolong usaha ini. Bagaimanapun, tentunya akan memerlukan waktu.
Ekuador jadi yang pertama
Ekuador menjadi negara pertama yang menerbitkan mata uang virtual yang dijamin pemerintah tahun lalu, dan mendorong semua bank di negara tersebut untuk ikut ambil bagian atas uang tersebut. Beberapa negara lain seperti Filipina juga sedang mempelajari kemungkinan diterbitkannya mata uang sejenis. Untuk itulah, Tiongkok terus terpacu untuk menjadi yang terdepan dalam industri mata uang virtual.
Sumber: ChinaCoin: People’s Bank of China Plans National Digital Currency
Sumber gambar: siliconangle.com